Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Naik bus transjakarta

Naik bus transjakarta di Koridor IX Pinang Ranti-Pluit? Armadanya masih sangat terbatas, penumpang umumnya menunggu sejam. Bandingkan, misalnya, dengan waktu menunggu bus Patas 6 Mayasari Bhakti jurusan Kampung Rambutan-Grogol, yang menurut sejumlah penumpang, cuma membutuhkan waktu 15-20 menit.

Saat bus transjakarta tiba, penumpang di dalam bus sudah banyak. Penumpang yang akan naik bus cuma bisa berspekulasi, bus terus melintas atau berhenti menurunkan penumpang dan memberi peluang kepada penumpang baru naik bus. Bus transjakarta pun meluncur lebih lambat. Selisih waktunya bisa seperempat sampai setengah jam dibandingkan dengan bus Patas 6.

Lalu lintas bus transjakarta banyak terhambat jalur busway yang tidak steril. Perlintasan busway di sejumlah persimpangan, terutama di persimpangan UKI (Universitas Kristen Indonesia), Cawang, tampak lebih merepotkan pengemudi bus transjakarta ketimbang pengemudi kendaraan bermotor lainnya. Sementara itu, bus Patas 6 menempuh 70 persen trayeknya lewat jalan tol.

Bagi penumpang, satu-satunya nilai lebih bus transjakarta dibandingkan bus kota lainnya ialah tidak ada pengamen dan pengasong yang naik.

Tiket hangus

Dian (28), karyawati sebuah unit usaha di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, Rabu (2/2/2011) siang, merelakan tiket bus transjakarta Koridor IX yang dia beli hangus setelah bus yang dia tunggu selama sejam tak jua datang. Dian lalu memilih melanjutkan perjalanan ke Mal Taman Anggrek dengan Patas 6.

”Ya gitu deh. Mau hemat jadi boros,” kata gadis penyelia itu sambil tersenyum.

Bus yang dia tumpangi siang itu nyaman karena jumlah penumpang tidak berlebihan dan lalu lintas lancar di tengah hujan lebat. Bus berangkat dari pangkalannya di sekitar Pasar Rebo, pukul 13.40, dan tiba di tikungan jembatan layang Terminal Grogol pukul 14.50.

Biasanya Dian naik kendaraan umum tiga kali dari rumahnya di Kampung Makassar RT 08 RW 02, Jakarta Timur, ke tempat kerjanya. Dari rumah naik angkot Trans Halim ke Cililitan lalu naik Mikrolet 6A sampai kawasan UKI sebelum melanjutkan perjalanan dengan bus Patas 6 Mayasari Bhakti. Untuk itu, dia mengeluarkan ongkos Rp 7.000 atau Rp 14.000 pulang pergi setiap hari.

Dian bekerja dari pukul 15.00 sampai pukul 23.30. Menurut dia, mulai pukul 20.00 bus transjakarta tak lagi terlihat beroperasi. Berbeda dengan bus Patas 6 yang beroperasi 24 jam.

Penumpang di bangku lain yang masih satu bus, Elly (44), menyampaikan hal senada. Guru Madrasah Aliyah Negeri VI, Kampung Duku, Kampung Rambutan, ini tinggal di sekitar Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Untuk transportasi rutinnya, ia mengandalkan Patas 6 atau PPD nomor 46.

Elly mengatakan, setiap hari ia mengeluarkan uang Rp 9.000 untuk ongkos Patas 6 atau PPD 46 plus angkutan Koasi nomor 15. ”Kalau naik bus transjakarta bisa Rp 10.000 pulang pergi plus kendaraan umum lainnya,” paparnya. Di samping itu, ia tak bisa mengandalkan bus transjakarta sebab bus transjakarta baru bisa diandalkan setelah pukul 06.00. ”Padahal, saya harus sampai di sekolah pukul 06.30,” kata Elly melanjutkan.

Kedua penumpang perempuan tersebut keberatan bila trayek bus Patas 6 yang bersinggungan dengan koridor IX dihapus mulai pekan ini.

Dian berpendapat, lebih baik pelayanan bus transjakarta diperbaiki dulu. Kalau pelayanannya lebih baik, Patas 6 atau bus kota lainnya dengan sendirinya bakal tidak laku.

Menganggur

Buat pengelola bus Mayasari Bhakti, trayek Patas 6 merupa- kan jalur gemuk. Itu sebabnya mereka menginvestasikan dana Rp 30 miliar untuk membeli 40 bus baru.

”Satu bus diawaki enam orang. Jadi, 40 bus diawaki 240 orang. Padahal, selain Patas 6, kami memiliki lima trayek lainnya yang juga bersinggungan dengan jalur busway koridor IX dengan jumlah bus 123 bus. Bisa dibayangkan, berapa orang bakal menganggur kalau seluruh trayek ini dihapus,” kata Wakil Direktur Bus Mayasari Bhakti Zulkifli, saat dihubungi terpisah.

Sekretaris PPD Pande Putu Yasa menyampaikan hal serupa. ”Kami memiliki trayek jalur gemuk yang bersinggungan dengan koridor IX, yaitu bus 46 jurusan Cililitan-Grogol dan Patas 37 jurusan Blok M-Muara Karang,” tuturnya.

Sebanyak 50 bus nomor 46, lanjutnya, berpenghasilan Rp 60 juta setiap hari, sedangkan sebanyak 10 bus Patas 37 berpenghasilan sehari Rp 75 juta.

Tentang ancaman pengangguran ini, sopir Patas 6, Didik Wihanda (23), mengaku pasrah. ”Mau bilang apa? Saya cuma orang kecil,” katanya, saat ditemui sedang mangkal di tikungan jembatan Grogol.

Menurut Putu dan Zulkifli, ada tiga trayek bus PPD yang bersinggungan dengan koridor IX dan tiap hari melayani 36.000 penumpang serta ada enam trayek bus Mayasari Bhakti melayani 20.000 penumpang. Jika angka tersebut benar maka dihapusnya sembilan trayek bus PPD dan Mayasari Bhakti akan mengakibatkan bertambahnya 56.000 penumpang baru yang harus dilayani bus transjakarta di Koridor IX.

Bisa dibayangkan pemborosan yang bakal dialami penumpang itu apabila pelayanan bus transjakarta masih seperti sekarang. ”Mau hemat jadi boros”. Demikian catatan online Recehan internet tentang Naik bus transjakarta.