Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta semakin tidak aman dari tindak kriminal karena belakangan ini pelaku kejahatan dengan sasaran penumpang pesawat marak berkeliaran di kawasan tersebut.

Buktinya, dua pelaku penipuan dengan modus menghipnotis korban, BT (46) dan DW (31), ditangkap Satuan Reserse Kriminal Polrestro Khusus Bandara saat sedang beroperasi di Terminal 1 dan 2, Minggu (30/1/2011). Dari tangan pelaku ditemukan 17 kartu anjungan tunai mandiri (ATM) sejumlah bank, buku tabungan, uang 90 dollar AS dengan lembar pecahan 1 dollar AS, uang tunai Rp 1 juta, laptop, dan mobil Daihatsu Xenia.

”Pelaku sudah beberapa bulan terakhir ini beroperasi di Terminal 1 dan 2. Mereka ditangkap setelah ada laporan dari penumpang Imam, Ahmad, dan Burhanuddin. Setelah merasa tertipu, ketiga korban melapor ke Polres Bandara,” kata Kepala Polrestro Khusus Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Tornagogo Sihombing kepada wartawan, Senin (31/1/2011).

Tornagogo menjelaskan, modus operasi adalah pelaku mendekati calon penumpang pesawat dengan berpura-pura baru datang dari luar negeri. Kepada calon korban, mereka mengatakan membawa jam merek Rolex luar negeri dan menjualnya dengan harga lebih murah dari barang serupa di toko jam.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestro Khusus Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Karimudin Ritonga menjelaskan, saat salah satu pelaku menawarkan jam tangan itu, teman lainnya datang dan berpura-pura berniat membeli jam itu dengan uang dollar AS.

Jika korban tak punya uang tunai, pelaku menggiring korban mengambil uang di mesin ATM. Sesampainya di mesin ATM, pelaku menghipnotis korban dengan cara menguras semua isi uang dalam ATM tanpa sepengetahuan korban. Selanjutnya memberikan ATM palsu kepada korban. Ketika korban sadar beberapa jam kemudian, pelaku sudah melarikan diri.

”Itu hanya kepintaran meyakinkan calon korban membeli jam Rolex seharga Rp 10 juta sampai Rp 30 juta,” tutur DW, yang pada saat tertangkap telah empat kali menjual jam Rolex palsu.

Menyikapi maraknya kejahatan itu, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Harry Cahyono, selaku pengelola bandara, mengatakan, ketidakamanan di bandar udara itu sebagai salah satu dampak dari terbukanya akses di bandara.

”Bandara itu area publik. Siapa pun bisa masuk ke dalam kawasan ini,” kata Harry yang menambahkan setiap hari petugas berhasil menangkap 70-80 pedagang asongan, portir liar, dan sebagainya. Demikian catatan online Recehan internet tentang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.