Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kreativitas anak-anak yatim di Jawa Timur

Kreativitas anak-anak yatim di Jawa Timur benar-benar patut diacunggi jempol. Setelah sukses menerbitkan lima buah buku dari hasil Festival Menulis 1.000 Anak Yatim yang diadakan Yayasan Al Madinah Agustus 2010 lalu, kali ini 99 finalisnya kembali dikumpulkan untuk mencetak karya buku seri keenam sampai sepuluh.

Bertempat di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, ke 99 finalis ini mendapat arahan untuk hasil karya tulisan mereka. Setelah sebelumnya sukses menelurkan lima buah buku. Kelima buku ini diberi judul Merajut Mimpi, Happy Yatim, Buku untuk Ayah,Bukan Yatim Biasa, dan Inilah Saya. Kini saatnya mereka menggubah karyanya untuk lima seri selanjutnya. Dengan panduan trainer anakanak dibuat berkelompok untuk mendapatpengarahantentangcaracara menulis yang benar.Tentunya karena anak-anak yang masih duduk dibangku SD dan SMP ini belum mahir benar menulis.

Salah seorang trainer, Diah Arie dari Komunitas InsanBacamengungkapkanbanyak kekurangan dalam tulisan anakanak ini yang perlu dipoles. Menurutnya kekurangan ini disebabkan kurangnya asupan bahan bacaan yang pernah diperoleh.“Sehingga pengetahuan dan daya imajinasinya sangat minim,”kata Diah. Meski begitu Diah percaya kemampuan yang masih baru ini bisa dipoles sampai jadi profesional. Karena memang 99 anak ini sangat suka menulis.Contohnya saja Nola Sinta yang bercita-cita menjadi penulis yang hebat kelak. Bocah yang masih duduk di kelas empat SD ini sudah gandrung menulis cerita pendek sejak kelas dua.Dimata sang trainer pun Nola memiliki daya imajinasi dan kreatif diatas teman lainnya.

“Memang tema yang diangkat tak jauh2 dari kehidupan mereka sendiri,” kata Ketua Yayasan Al Madinah Syarif Thayib. Tema ini jadi lebih mengena karena mereka mengalaminya sendiri. Sehingga penjiwaan dan imajinasinya bisa lebih mudah. Seperti halnya Muhammad Roni yang meraih juara pertama dengan sebuah cerpen berjudul Menggapai Citacita. Di dalamnya murid kelas enam SD ini menceritakan seseorang yang dengan susah payah menggapai cita-cita yang didambakan sebagai seorang da’i terkenal.Yang tak lain adalah cita-cita Roni sendiri. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Haru mengatakan sangat terharu dengan keuletan para anak yatim dalam menelorkan karya.

Kendati mereka tidak didampinggi orang tua secara utuh, namun prestasi membanggakan tetap mereka capai. “Menjadi kebanggaan tersendiri mampu mengajak anak-anak untuk menulis padahal ini hal yang cukup sulit untuk dibiasakan,”urai Harun. Demikian catatan online Recehan internet tentang Kreativitas anak-anak yatim di Jawa Timur.