Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Musi Banyuasin

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) masih terus terjadi, khususnya jenis premium. Antrean panjang masih kerap terlihat di stasiun pengisian bahan umum (SPBU). Bahkan, di Kecamatan Lalan, Kabupaten Muba, harga premium sempat tembus Rp17.000/liter. Ono, tukang ojek di Desa Bandar Agung P16, Lalan, mengungkapkan, BBM, khususnya premium, sangat sulit didapat. Kalaupun ada, harganya bisa selangit. “Jadi, ada harga barang langka,” ujarnya seraya mengatakan, sebulan lalu harga premium masih berkisar Rp14.000/liter.

Akan tetapi, harga itu pada saat stok premium tidak ada.Sedangkan,saat pasokan tersedia, harganya melonjak menjadi Rp17.000/ liter. Karena itu,lanjut Ono,ongkos ojek dengan jarak tempuh sekitar 1–2 kilometer (km) saat ini mencapai Rp25.000/ orang. Dia menegaskan, warga Bandar Agung sebenarnya tak mempermasalahkan tingginya harga BBM, asal ketersediaannya mencukupi. S

ebab, jika terus sulit mendapatkan BBM, tentu aktivitas masyarakat akan terganggu. “Motor menjadi alat transportasi utama kami. Apalagi, Jembatan Lalan masih belum terbuka sehingga mobil belum bisa masuk,”bebernya. Untuk menyiasati kelangkaan BBM ini, umumnya warga Lalan harus mengirit pemakaian premium dengan cara tidak bepergian menggunakan kendaraan jika memang tidak penting.

Sulitnya mendapatkan BBM ini berpengaruh terhadap menjamur pengecer di sejumlah kecamatan. Pantauan di lapangan, kelangkaan BBM di Muba masuk dalam kategori krisis. Sebab, masih kerap terlihat antrean panjang di sejumlah SPBU. Bahkan, sebagian terpaksa beralih ke pengecer, lantaran tidak kebagian.

Seperti tiga hari belakangan, antrean panjang terus terjadi di dua SPBU di Sekayu, Sungai Lilin, dan Bayunglencir. Antrean terjadi pada waktu- waktu tertentu, mulai pukul 07.00–09.30 WIB dan pukul 23.00–03.00 WIB, khususnya pada Jumat.

Sementara itu, kondisi sedikit lebih baik mulai terlihat di Kota Lubuklinggau. Pascapembatasan pengisian BBM yang dirumuskan bersama antar unsur muspida, antrean di SPBU mulai bisa terurai. “Instruksi pembatasan pembelian BBM cukup efektif. Buktinya, hasil pantauan di lapangan, kondisi SPBU kembali normal, tak begitu terlihat antrean panjang kendaraan,” kata Ketua DPRD Hasby Asadiki kemarin.

Saat sidak, Dewan sempat menemukan satu SPBU di Lubuk Tanjung yang tidak beroperasi seperti biasanya. Namun, hal itu disebabkan adanya perbaikan.“Informasi dari depot PT Pertamina,selama SPBU Lubuk Tanjung dalam perbaikan, suplai BBM di tiga SPBU lainnya akan ditambah, sehingga masyarakat tak perlu khawatir mengenai ketersediaan BBM,”katanya.

Endang,tokoh pemuda Kota Lubuklinggau, mengatakan, antrean di lapangan memang sudah berangsur-angsur normal. Meski masih ada antrean, tetapi tidak terlalu panjang. “Pemkot harus tegas, jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan situasi antrean BBM untuk menarik keuntungan,” tukas Endang.

Pengaturan masalah BBM ini, menurut dia, sangat penting. Jika tidak, roda perekonomian akan terganggu dan pendapatan masyarakat akan berkurang. Untuk itu, ketegasan pemerintah sangat dibutuhkan. Demikian catatan online Recehan Internet yang berjudul Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Musi Banyuasin.