Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Otoritas Pelabuhan (OP) Makassar

Otoritas Pelabuhan (OP) Makassar mengusulkan ke pemerintah untuk menganggarkan dana pembangunan Makassar New Port tahap pertama sebesar Rp203,50 miliar. Kepala OP Makassar Wahyu Widayat mengatakan, pembangunan Makassar New Port pertama perlu segera direalisasikan. Karena kondisi Pelabuhan Makassar saat ini semakin sempit, dikhawatirkan tahun 2013 nanti, akan terjadi stagnasi.

Dia mengatakan, untuk mengantisipasi pengusiran kapal yang waktu tambatnya lama akibat banyaknya antrean, pihaknya segera me-realisasikan pembangunan Makassar New Port sesuai master plan yang telah ada.“Anggaran tersebut yang sekarang akan kita usulkan kepada pusat, agar APBN tahun depan bisa dialokasikan,” tukas Wahyu. Menurut dia, dengan anggaran sebanyak itu OP Makassar bisa mengerjakan pembangun Pelabuhan Makassar dengan panjang 120 x 12 meter persegi, reklamasi pantai seluas 5 hektare.

Termasuk membuat jalan pelabuhan yang lebarnya 1.500 x 30 meter, dan melakukan pekerjaan penahan tanah dermaga sepanjang 150 meter.“Sebenarnya dana yang kami butuhkan sangat besar,”katanya. Wahyu mengatakan, untuk membangun Makassar New Port secara utuh, OP Makassar membutuhkan anggaran sekitar Rp880 miliar.Namun pihaknya berharap pemerintah bisa mengalokasikan dana yang dibutuhkan dulu. “Karena meski baru pembangunan tahap awal namun pelabuhan itu nantinya sudah bisa difungsikan,” paparnya. Sementara itu,Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat In-donesia (APBMI) Sulselbar memprediksi tahun 2013 nanti, perekonomian Sulsel bakal terganggu. Penyebabnya, daya tampung pelabuhan sudah tidak mencukupi dan akan mengganggu distribusi barang.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Sulselbar, Sangkala Pawaka mengatakan saat ini rasio pemanfaatan fasilitas tambat utamanya di dermaga Soekarno-Hatta Makassar, sudah mencapai 67%. Dia memprediksi dengan pertumbuhan arus barang yang rata-rata mencapai 10%, akan mencapai titik jenuh pada tahun 2013 nanti. Sangkala mengatakan, kalau sudah begitu distribusi barang dari luar Sulsel dan yang akan masuk ke Sulsel akan terganggu. “Karena kapal sudah sulit sandar,” paparnya. Sangkala mengatakan, untuk mengatasi permasalah tersebut realisasi pengembangan fasilitas pelabuhan merupakan prioritas utama. Jika pemerintah tidak mampu, harus melibatkan pihak swasta.

“Pelabuhan Makassar sudah pada titik jenuh.Jadi sesegara mungkin dikembangkan,”katanya. Sementara itu, dari catatan APBMI Sulselbar, saat ini sistem pelayanan bongkar muat barang di pelabuhan Soekarno – Hatta Makassar terus memperlihatkan perkembangan yang signfikan. “Dari data kami, terjadi perubahan proses bongkar muat kapal,”jelasnya. Dia mengatakan, pada Januari 2010 lalu produktifitas bongkar muat barang untuk jenis general cargo 18,92 ton per gank per jam. Pada Januari 2011 ini, naik menjadi 22 ton per gank per jam. Sedangkan bagian kargo tahun 2010 lalu sebanyak 20,75 ton per gank per jam.

Pada januari 2011, naik menjadi 25 ton per gank per jam.“Ini menguntungkan bagi pengusaha,”katanya. Sedangkan kinerja pelayanan kapal juga mengalami penigkatan.Pada januari 2010 lalu, waktu tunggu kapal 0,17 jam. Sedangkan pada Januari 2011 hanya 0,6 jam. Menurut dia, perubahan tersebut mulai terasa saat pengelolaan pelabuhan Makassar di ambil alih OP. “Pengusaha paling diuntungkan,” tukasnya.

Menurut dia,dengan waktu tunggu yang lebih cepat pengusaha kapal bisa mengurangi beban sandar hingga 30 juta per hari. Dia berharap sistem pelayan tersebut terus diperbaiki. “Kami berharap ada penambahan dermaga. Apalagi tahun ini sangat banyak proyek-proyek besar,”pungkasnya. Demikian catatan online Recehan internet tentang Otoritas Pelabuhan (OP) Makassar.